Dikutip dan dilansir oleh ALADDIN138 Pola curah hujan baru-baru ini membuat para ilmuwan menggaruk-garuk kepala karena perubahan tak terduga telah terjadi pada ekosistem lokal di seluruh dunia. Dari padang pasir yang bermekaran dengan bunga liar hingga perubahan populasi satwa liar yang tak terduga, pola curah hujan yang tidak biasa telah membawa manfaat dan tantangan ke berbagai daerah, membuat para peneliti bingung dan penasaran.
Di wilayah gersang Gurun Sahara di Afrika Utara, penduduk setempat tercengang menyaksikan pemandangan yang luar biasa – pemandangan yang dulu tandus berubah menjadi lautan warna cerah saat bunga liar bermekaran sejauh mata memandang. Sahara terkenal dengan panasnya yang ekstrim dan kurangnya curah hujan, tetapi pola cuaca baru-baru ini membawa hujan yang tidak terduga ke wilayah tersebut, memicu fenomena langka tersebut. Para ilmuwan percaya bahwa kombinasi perubahan iklim dan pola angin yang tidak biasa berkontribusi pada curah hujan yang tidak biasa, yang menyebabkan munculnya bunga liar yang luar biasa di padang pasir.
Dr. Amirah Singh, seorang ahli botani dari Universitas Aljir, yang telah mempelajari flora Sahara selama bertahun-tahun, terkagum-kagum dengan semburan warna yang tiba-tiba di bentang alam yang tadinya sunyi sepi. “Ini adalah peristiwa luar biasa yang belum pernah kita saksikan sebelumnya. Bunga liar yang mekar di Sahara biasanya ditemukan di daerah beriklim sedang, dan keberadaannya di sini merupakan indikasi jelas bagaimana perubahan iklim memengaruhi planet kita,” kata Dr. Singh .
Bunga liar di Sahara tidak hanya menjadi tontonan visual tetapi juga memiliki implikasi ekologis yang signifikan. Semburan aktivitas bunga yang tiba-tiba telah menarik banyak penyerbuk, termasuk lebah, kupu-kupu, dan serangga lainnya, yang sangat penting untuk kelangsungan hidup banyak spesies tanaman. Aktivitas penyerbukan yang meningkat juga menyebabkan peningkatan produksi benih, yang mungkin memiliki efek jangka panjang pada dinamika ekosistem di wilayah tersebut.
Namun, sementara bunga liar di Sahara telah membawa manfaat bagi ekosistem lokal, wilayah lain mengalami tantangan karena pola curah hujan yang tidak biasa. Di hutan hujan Amazon di Amerika Selatan, kekeringan tak terduga yang diikuti oleh hujan deras telah menyebabkan banjir yang meluas, menyebabkan dampak buruk pada flora dan fauna setempat. Sungai telah meluap dari tepiannya, menenggelamkan wilayah hutan hujan yang luas dan menggusur banyak spesies tumbuhan dan hewan.
Carlos Mendez, seorang ahli ekologi terkenal dari Brazil, telah mempelajari hutan hujan Amazon selama beberapa dekade dan telah menyaksikan langsung dampak perubahan iklim. “Hutan hujan Amazon adalah salah satu wilayah dengan keanekaragaman hayati paling tinggi di planet ini, dan memainkan peran penting dalam mengatur iklim global. Namun, pola curah hujan baru-baru ini telah mengganggu keseimbangan ekosistem, menyebabkan banjir yang meluas dan hilangnya habitat. untuk banyak spesies,” ungkap Dr. Mendez.
Banjir telah mengakibatkan perpindahan spesies ikonik seperti jaguar, tapir, dan monyet, memaksa mereka mencari tempat yang lebih tinggi atau bermigrasi ke daerah lain untuk mencari makanan dan tempat berlindung. Gangguan rantai makanan juga memiliki efek riak pada spesies lain, yang mengarah ke potensi konsekuensi jangka panjang pada kesehatan hutan hujan secara keseluruhan.
Selain berdampak pada ekosistem darat, pola curah hujan yang tidak biasa juga mempengaruhi lingkungan laut. Di kota pesisir La Jolla di California, AS, penduduk dikejutkan oleh kemunculan tiba-tiba gelombang bioluminescent yang menerangi pantai di malam hari. Ombak memancarkan cahaya biru yang memesona, menerangi pantai dan memikat penduduk lokal dan turis. Bioluminescence adalah fenomena alam yang disebabkan oleh adanya organisme kecil seperti dinoflagellata di dalam air, yang memancarkan cahaya saat diganggu. Meskipun gelombang bioluminescent tidak jarang terjadi di beberapa bagian dunia, gelombang ini relatif jarang terjadi di La Jolla
