Industri fashion terkenal dengan dampak lingkungannya, tetapi New York Fashion Week (NYFW) tahun ini menampilkan gelombang baru desainer yang memprioritaskan keberlanjutan. Dari bahan daur ulang hingga penggunaan kain ramah lingkungan, para desainer ini membuktikan bahwa fesyen dapat bergaya dan berkelanjutan.
Sebelum melanjutkan membaca ada juga loh game online yang dapat melipatgandakan uang anda hanya di Aladdin138tempat judi online dan slot-slot online terpercaya. Ayo daftarkan diri anda sekarang juga dan mainnkan untuk mendapatkan keuntungan serta promo-promonya yang banyak sekali. Jangan lewatkan kesemapatan anda!!!
NYFW, yang berlangsung dari tanggal 8 hingga 12 September, menampilkan sejumlah desainer ramah lingkungan yang berkomitmen untuk mengurangi jejak karbon industri. Salah satu desainer tersebut adalah Marina Moscone, yang menggunakan kain deadstock dan upcycle dalam koleksinya. Deadstock mengacu pada kain yang tidak lagi dibutuhkan oleh pemilik aslinya, dan daur ulang melibatkan pengubahan bahan menjadi sesuatu yang bernilai atau berkualitas lebih tinggi.
Koleksi Moscone menampilkan gaun yang mengalir, setelan celana yang disesuaikan, dan pakaian rajut yang longgar, semuanya dibuat dari bahan yang ramah lingkungan. Perancang tersebut mengatakan bahwa dia terinspirasi oleh ide untuk menciptakan sesuatu yang indah dari bahan yang akan dibuang.
“Saya ingin menggunakan material yang sudah ada, daripada membuat yang baru,” kata Moscone. “Penting bagi kita untuk bertanggung jawab dan sadar akan dampak yang kita timbulkan terhadap lingkungan.”
Perancang berkelanjutan lainnya yang memamerkan koleksinya di NYFW adalah Studio 189, merek yang didirikan bersama oleh Rosario Dawson dan Abrima Erwiah. Merek yang berbasis di Ghana ini berkomitmen untuk menggunakan teknik tradisional Afrika dan bahan ramah lingkungan dalam desainnya.
Koleksi Studio 189 menampilkan cetakan berwarna cerah, gaun mengalir, dan jaket berstruktur, yang semuanya dibuat dari kain ramah lingkungan seperti katun organik dan poliester daur ulang. Merek ini juga bekerja sama dengan pengrajin di Afrika untuk membuat karya buatan tangan yang indah dan berkelanjutan.
“Kami mencoba mengubah narasi seputar mode Afrika dan menunjukkan bahwa itu bisa berkelanjutan dan indah,” kata Erwiah. “Kami ingin merayakan budaya dan tradisi Afrika yang kaya, sekaligus mempromosikan praktik fesyen yang berkelanjutan.”
Keberlanjutan juga menjadi fokus utama untuk merek Zero + Maria Cornejo, yang menampilkan koleksi karya yang elegan dan tak lekang oleh waktu. Brand yang berbasis di New York ini berkomitmen untuk menggunakan kain ramah lingkungan dan mengurangi limbah dalam proses produksinya.
Koleksi Zero + Maria Cornejo menampilkan setelan yang disesuaikan, gaun yang mengalir, dan mantel besar, yang semuanya dibuat dari bahan berkelanjutan seperti katun organik, linen, dan sutra. Merek tersebut juga bekerja sama dengan pabrik yang mengutamakan tanggung jawab lingkungan dan sosial.
“Kami ingin menciptakan karya indah yang juga bertanggung jawab dan beretika,” kata Maria Cornejo, pendiri merek tersebut. “Kami percaya bahwa fesyen dapat bergaya dan berkelanjutan, dan kami berkomitmen untuk mewujudkannya.”
Fashion berkelanjutan menjadi semakin populer di kalangan konsumen, yang semakin sadar akan dampak lingkungan dari industri fashion. Menurut survei baru-baru ini oleh perusahaan konsultan McKinsey & Company, 67% konsumen bersedia membelanjakan lebih banyak untuk mode berkelanjutan.
Tren ini tidak hilang dari industri fesyen, yang mulai menganggap serius keberlanjutan. Selain memamerkan desainer berkelanjutan di NYFW, beberapa merek besar telah membuat komitmen untuk mengurangi jejak karbon mereka dan mempromosikan praktik berkelanjutan.
Misalnya, merek mewah Gucci baru-baru ini mengumumkan akan menjadi netral karbon dan mengimbangi emisi gas rumah kaca pada tahun 2022. Merek tersebut juga berjanji untuk mengurangi total emisi gas rumah kaca sebesar 50% pada tahun 2025.
Merek besar lainnya, seperti Adidas dan H&M, juga telah membuat komitmen untuk mengurangi dampak lingkungan dan mempromosikan praktik mode yang berkelanjutan. Upaya ini merupakan langkah yang tepat, namun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk membuat industri fashion benar-benar berkelanjutan.